Even budaya Tepung Sedulur ing Tahun Anyar yang
diselenggarakan di Kampung Treteg, Dusun Busu, Desa Slamparejo, Kabupaten
Malang berlangsung sangat meriah. Dengan penerangan seadanya bisa memukau
ratusan pengunjung yang hadir. Spotlight manual dengan menggunakan senter menjadi satu kreatifitas
tersendiri dimalam itu, sabtu, 4 Januari 2020.
Banyak penampilan
yang disuguhkan dipanggung terbuka dengan background sesek anyaman bambu ini,
dari Tarian Srikandi, Tari Tradisi Beskalan, Tari Dolanan, Bang Bang Raino,
bahkan music etnik dari Gubug Panji dan Kampung Cempluk.
Dari banyak
penampilan itu ada sebuah karya yang mendapat banyak apresiasi tepuk
tangan di banding dengan lainnya. Penampilan itu tak lain pembacaan puisi oleh
dua adik-adik dari Gubug Kampung Treteg, yaitu Audina Wahyuning Utami dan
Amelia Uswatun Hasanah. Apresiasi yang diberikan begitu meriah mungkin salah
satunya adalah judul dan isi puisi yang begitu mendalam, yaitu puisi bertema
Ibu.
Awal rencana
pembacaan puisi ini dibarengi dengan teater yang mengiringi pembacaan puisi,
namun karena yang akan melakukan teetering tidak hadir, maka konsep pembacaan
bersama teater ditiadakan. Hal ini diketahui dari Sam Inang Dongkel yang
beberapa hari sebelum acara Tepung Sedulur ing Tahun Anyar mendampingi
kedua adik pembaca puisi ini.
“tadinya ingin penampilan puisi dibarengi teater, dengan dua
ligting yang masing-masing menerangi kedua pembaca puisi dari arah yang
berbeda, melia disebelah kiri dekat perahu besar, dan Dina disebelah kanan
dekat topeng besar, tapi karena Angga tidak ada ya sudah mengalir saja” ujar
Inang Dongkel disela-sela acara.
Meskipun keluar dari konsep awal, penampilan dua gadis
cantik ini tetap memukau dan mendapatkan apresiasi yang gemuruh dari para
penonton yang mayoritas ibu-ibu dan kaum perempuan ini. Oleh karena itulah,
demi menghargai karya kedua adik-adik maka kami mengabadikan karya puisi ini
dalam artikel ini, dan inilah puisi bertema Ibu tersebut.
Ibu
Karya: Amelia
Uswatun Hasanah
Ibu..
Terima kasih atas jasamu
Kau asuh aku
Kau bimbing aku
Kau menyayangiku
Dengan sepenh hatimu
Terutama terima kasih atas doamu
Yang selama ini kau ucapkan selesai sholatmu
Maafkan aku, yang selama ini aku berbuat salah padamu
Dan sering membuatmu jengkel dengan ulahku
Aku terkadang mengabaikan nasehatmu
Padahalaku tahu itu demi kebaikannku
Tapi kau tetap sabar mengahadapiku
Pada setiap langkah yang ku tuju
Seperti matahari yang terbit dilangit timur yang biru
Menembus jendela kamarku
Seperti berkata, bangunlah, aku akan terus bersamamu
Begitu juga dengan ibu
Cintanya tak akan pernah surut
Kasih sayangnya tak akan pernah larut
Walau aku sering tidak menurut
Terimakasih ibu
Ibu…
Karya : Audina
Wahyuning Utami
Ibu..
Rino
kelawan wengimu
Gerah
ngeluhmu
Payah
keselmu
Mung
kanggo aku anakmu
Tumeko
ngandung nganti tumeko aku gede
Aku tansah
ngawe loro atimu buk.
Tansah nggawe
mrinone batenmu
Opo kok
sek onok pangapuro kanggeku
Opo kok
sek banjerake welasmu kanggo aku anakmu
Aku njaluk
sepuro yo bu
Nganti seprene
horong isok ngenakno pribadimu
Mung dungo
lan dungo seng isok tak aturake
Ing saban
waktuku
Mugi
Allah Gusti Kang Akario Jagad
Paring piwelas
kebecikkan kanggomu ibu ku
Matur nuwun
ibu ku..
0 Comments:
Posting Komentar